Salatiga – Aksi vandalisme dengan pesan bernuansa anti-polisi kembali mencuat di sejumlah titik di Kota Salatiga. Dinding fasilitas umum, tembok sekolah, hingga jembatan penyeberangan dipenuhi coretan yang dinilai meresahkan warga. Kepolisian setempat langsung bergerak cepat untuk memburu pelaku dan mencegah aksi serupa meluas.
Kronologi Penemuan Coretan
Warga pertama kali menemukan coretan bernada provokatif di tembok sekitar Jalan Diponegoro pada Kamis malam. Tak berselang lama, laporan serupa juga datang dari kawasan Blotongan, Tingkir, hingga daerah sekitar kampus. Pesan yang ditinggalkan bukan sekadar graffiti biasa, tetapi menyasar institusi kepolisian dengan kata-kata bernada kebencian.
Sejumlah pedagang dan warga sekitar mengaku resah karena aksi itu membuat lingkungan terlihat kumuh dan menimbulkan kesan negatif bagi pengunjung kota.
Langkah Polisi
Kapolres Salatiga menegaskan bahwa pihaknya sudah membentuk tim khusus untuk mengidentifikasi pelaku. “Kami mengumpulkan rekaman CCTV, memeriksa saksi, serta melibatkan tim patroli untuk mempersempit ruang gerak para pelaku,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa vandalisme ini tidak hanya merusak fasilitas publik, tetapi juga mengganggu ketertiban umum.
Reaksi Masyarakat
Banyak warga menyayangkan aksi tersebut. Ketua RT di kawasan Tingkir menyebut bahwa vandalisme itu justru merusak wajah kota yang selama ini dikenal sebagai salah satu daerah teraman di Jawa Tengah. Mahasiswa dan pelajar pun ikut bersuara, meminta aparat segera menindak tegas pelaku agar kejadian tidak berulang.
Upaya Pencegahan
Selain memburu pelaku, polisi juga mengajak masyarakat berperan aktif menjaga lingkungan. Warga diminta melaporkan aktivitas mencurigakan, khususnya pada malam hari. Pemerintah kota bersama aparat keamanan berencana memasang lebih banyak lampu penerangan jalan serta memperkuat jaringan CCTV di titik rawan.
Langkah ini diharapkan dapat menekan angka vandalisme dan memberikan rasa aman bagi masyarakat.
Penutup
Aksi vandalisme anti-polisi di Salatiga menjadi peringatan serius bagi aparat dan masyarakat. Dengan kerja sama semua pihak, diharapkan kota ini bisa tetap kondusif dan bebas dari tindakan perusakan fasilitas umum yang merugikan banyak orang.
