
Kronologi Tragedi di Gedung DPRD Makassar
Kerusuhan yang terjadi di Gedung DPRD Makassar pada akhir Agustus 2025 menyisakan duka mendalam. Tiga pencari nafkah, yang bekerja keras untuk menghidupi keluarga mereka, kehilangan nyawa saat terjadi pembakaran yang melibatkan massa. Peristiwa ini mengguncang warga Makassar dan semakin memperburuk situasi sosial yang tengah terjadi di kota tersebut.
Tragedi ini memperlihatkan betapa kerasnya kehidupan bagi sebagian orang yang berjuang untuk bertahan hidup. Berikut adalah profil tiga korban yang tewas dalam insiden ini, yang berasal dari kelompok masyarakat yang berjuang keras demi kehidupan mereka.
1. Ahmad Hidayat
Ahmad Hidayat, seorang pria berusia 42 tahun, adalah seorang buruh harian lepas yang bekerja di sektor konstruksi. Ia dikenal sebagai sosok yang gigih dan penuh semangat dalam bekerja. Sebagai kepala keluarga, Ahmad berjuang keras untuk menghidupi istri dan dua anaknya.
Selain itu, rekan-rekannya mengungkapkan bahwa Ahmad tidak pernah absen dalam pekerjaannya, bahkan ketika cuaca buruk sekalipun. Ia juga sering memberi bantuan kepada orang yang membutuhkan di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Sayangnya, peristiwa tragis di Gedung DPRD Makassar merenggut nyawanya, meninggalkan keluarga yang sangat terpukul.
2. Nurhasanah
Di sisi lain, Nurhasanah, seorang wanita berusia 36 tahun, adalah seorang pedagang kecil yang mengelola warung makan sederhana di sekitar kawasan pasar. Ia dikenal ramah dan selalu menyapa setiap pelanggan dengan senyuman. Sebagai seorang ibu tunggal, Nurhasanah sangat berdedikasi pada anak-anaknya, berusaha memberikan kehidupan yang lebih baik meski dengan keterbatasan ekonomi.
Selain berjualan, Nurhasanah juga sering membantu tetangga yang membutuhkan. Ia adalah salah satu korban yang terjebak dalam kerusuhan di Gedung DPRD Makassar. Kehilangan ibu yang sangat dicintai membuat anak-anaknya kini harus berjuang sendirian di tengah kesulitan.
3. Miftahul Jannah
Terakhir, Miftahul Jannah, seorang wanita berusia 28 tahun, bekerja keras di pabrik demi memenuhi kebutuhan hidupnya dan mendukung orang tuanya. Miftahul dikenal sebagai sosok pekerja keras yang selalu bertanggung jawab terhadap tugasnya. Kepergiannya dalam tragedi ini meninggalkan luka mendalam bagi keluarganya.
Miftahul berada di sekitar Gedung DPRD Makassar saat insiden terjadi. Tragisnya, ia menjadi salah satu korban dalam kerusuhan tersebut. Kepergiannya meninggalkan kenangan manis bagi teman-temannya dan keluarga yang mencintainya.
Baca Juga :
Gubernur Sulsel Hibahkan Lahan 10 Hektare Bangun Politeknik POM di Maros
Kesimpulan
Secara keseluruhan, tragedi yang menimpa tiga pencari nafkah di Gedung DPRD Makassar mengingatkan kita akan perjuangan hidup yang dihadapi oleh banyak orang. Ahmad, Nurhasanah, dan Miftahul adalah contoh nyata dari orang-orang yang berjuang keras untuk keluarganya. Insiden ini tidak hanya merenggut nyawa mereka, tetapi juga membuka mata kita tentang pentingnya menciptakan kedamaian dalam masyarakat.
Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap kondisi sosial di sekitar kita, dan mendorong upaya-upaya untuk menciptakan keadilan dan kedamaian di masyarakat.



